RADAR JABAR - Sampai saat ini, kerokan masih dipercaya ampuh mengatasi masalah masuk angin oleh masyarakat karena dirasa membantu mengendurkan otot-otot yang tegang dan memberikan efek rileks bagi tubuh.
Bagi orang Indonesia, kerokan dipercaya mampu untuk meringankan gejala masuk angin atau tidak enak badan, seperti sakit kepala, pusing, perut kembung, dan gejala penyakit lainnya. Metode kerokan ini diduga berasal dari Cina yang disebut dengan istilah ghu sha.
Berdasarkan ilmu kedokteran, kemerahan yang muncul di kulit saat kerokan disebabkan oleh melebarnya pembuluh darah (kapiler) pada kulit akibat gesekan. Melebarnya pembuluh darah membuat aliran darah lancar dan pasokan oksigen dalam darah bertambah.
Baca Juga: Berikut Keutamaan dan Niat Sholat Tahajjud. Lengkap dengan Arab, Latin dan Artinya
Pengobatan tradisional ini dilakukan dengan menggunakan benda tumpul, seperti koin yang digesekkan ke permukaan kulit. kerokan banyak dipilih oleh masyarakat sebagai pengobatan alternatif karena kerokan dinilai cukup praktis, murah, dan efektif untuk membantu menghilangkan gejala masuk angin.
Dilansir dari radarcianjur.com berikut Manfaat kerokan yang Jarang Diketahui Banyak Orang
1. Manfaat kerokan saat masuk angin
Sebenarnya, di dunia medis tidak dikenali istilah masuk angin. Namun, gejala masuk angin bisa dirasakan oleh penderitanya seperti pegal-pegal, sakit otot, pusing, dan sebagainya.
Baca Juga: Lari Pagi, Jantung Sehat
Nah, manfaat kerokan saat masuk angin adalah dipercaya dapat mengurangi gejala yang dirasakan lebih cepat, misalnya meredakan pegal-pegal atau sakit otot. Biasanya, kerokan memang dapat meringankan gejala pilek, demam, atau masalah pada paru hingga sembuh lebih cepat. Beberapa praktisi gua sha mengatakan, bahwa kerokan dapat memperkuat sistem imun dan mengurangi inflamasi.
2. Manfaat kerokan di leher dan bahu
Sakit dan pegal di leher maupun bahu adalah salah satu keluhan yang sering terjadi sehari-hari akibat terlalu lama bekerja di depan layar komputer. Penelitian dalam jurnal Archives of Allied Medical Sciences menguji orang yang memiliki gejala sakit leher dan bahu kemudian mereka dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang menerima terapi kerokan dan sham ultrasound (terapi plasebo).
Baca Juga: Alhamdulillah, Calhaj Bekasi Sehat
Mereka yang menerima kerokan melaporkan bahwa rasa sakit berkurang dan dapat melakukan gerakan memutar leher yang lebih fleksibel dibandingkan dengan kelompok yang mendapat terapi plasebo.
Artikel Terkait
Pangkostrad Pimpin Syukuran Puncak Acara HUT Ke-62 Kostrad
Sate Maranggi yang Legendaris Jadi Hidangan Favorit Saat Berlibur di Cipanas Puncak
Bangun Desa Inklusif, Kementerian Desa dan Lakpesdam NU Bina 4 Desa di Sukabumi
Soal Pembacokan Siswa SDN Sirnagalih Hingga Tewas, Disdik Bakal Keluarkan Surat Edaran