RADAR JABAR - Lemabaga Pendidikan dinilai perlu menerapkan sistem pembelajaran hibrida, yaitu perpaduan dengan tatap muka, untuk meneruskan praktik-praktik dalam pembelajaran jarak jauh, sehingga memperkaya pengalaman belajar.
Pembelajaran jarak jauh dengan bantuan Teknologi Pendidikan yang dilakukan saat pandemi, pasca pandemi juga masih tetap relevan dan perlu diteruskan.
Peneliti dari Center for Digital Society (CfDS), Universitas Gadjah Mada (UGM) Amelinda Pandu Kusumaningtyas menuturkan upaya menuju sistem pembelajaran hibrida bersifat urgen, karena banyak manfaat yang bisa dipetik.
Baca Juga: Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi Beberkan Empat Isu Strategis Pendidikan
"Sistem pembelajaran hibrida mendorong pengalaman belajar yang lebih imersif bagi siswa. Bahan ajar lebih menarik dan kelas lebih interaktif dan kolaboratif," ungkapnya dalam Digital Expert Talk bertajuk "Masa Depan Pendidikan Hybrid di Indonesia Pasca Pandemi Covid-19” di Jakarta, dikutip dari radarcianjur.com pada Kamis, (23/02)
Amelinda juga menjelaskan sistem pembelajaran hibrida juga memungkinkan personalisasi sesuai dengan kemampuan setiap siswa.
Bagi tenaga pendidik, mereka dapat membuat materi ajar yang lebih mudah diakses kapan saja, termasuk saat siswa tidak bisa hadir di sekolah.
Selain itu, sistem pembelajaran hibrida bisa meningkatkan kualitas talenta digital. "Ke depannya bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul," ujar Amelinda.
Direktur Sekolah Menengah Pertama, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Drs I Nyoman Budi Kurniawan M.T. menuturkan sistem Pendidikan hibrida dengan dukungan Teknologi juga selaras dengan cita-cita kurikulum Merdeka belajar.
Artikel Terkait
Guru Beri Contoh Sikap pada Anak, Utamakan Pendidikan Karakter dan Agama
Stadium General Al Irsyad, Bukti Komitmen Kualitas Pendidikan Berkelanjutan
Ini Bantuan Pendidikan untuk Siswa Kurang Mampu di Sekolah Swasta Kota Bandung
Dukung Pendidikan, Pemkot Sukabumi Serahkan Tanah 9.300 Meter