Kamis, 30 Maret 2023

Gegara Anak Pejabat Pajak Pamerkan Kekayaan di Mesos, Warga Palabuhanratu Jadi Ogah Bayar Pajak

- Jumat, 3 Maret 2023 | 16:43 WIB
Kantor Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Sukabumi. (Nandi)
Kantor Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Sukabumi. (Nandi)

RADAR JABAR - Kasus penganiayaan yang dilakukan anak seorang pejabat pajak Mario Dandy terhadap anak pengurus GP Ansor bernama David telah menjadi sorotan publik dan mengundang kekecewaan.

Satu di antaranya diutarakan oleh warga Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Deni Ambarin (32). Ia mengaku kecewa atas kasus penganiayaan itu, bahkan ia menyebut berpikir dua kali untuk membayar pajak, baik pajak kendaraan bermotor maupun pajak bumi dan bangunan.

Menurutnya, sosok pelaku penganiayaan dalam kesehariannya selalu memamerkan barang barang mewah di media sosialnya.

Baca Juga: Tegas, Kia Said Ajak Nahdliyin Tidak Bayar Pajak Jika Terbukti Uangnya Disalahgunakan Pejabat

"Iya kecewa lah, seperti yang terlihat dalam pemberitaan. Sebelumnya saya berpikir pajak itu sudah menjadi kewajiban bagi saya sebagai masyarakat, baik pajak motor maupun pajak bumi. Saya bela belain jual ini dan itu buat menutup bayar pajak," ungkap Deni

"Setelah melihat pemberitaan kemarin kemarin, saya jadi berpikir dua kali. Gak setuju lah, buat apa bayar pajak kalau untuk menambah kekayaan para pejabat itu, mereka itu orang mampu dan digaji dari uangnya kan dari masyarakat yang dibayarkan melalui pajak," sambungnya.

Senada dengan Deni, kekecewaan juga diutarakan Wildansyah (39) warga Buniwangi, Kecamatan Palabuhanratu. Menurutnya pemerintah dalam memenuhi capaian pendapatan pajak, melalui instansi terkait telah mengeluarkan berbagai macam program kemudahan dalam membayar pajak.

Baca Juga: Ajak Warga NU Taat Pajak , Dirjen Pajak Bersilaturahmi Kepada Pengurus PBNU

"Padahal kalau dipikir pikir ya, pemerintah menekan masyarakat untuk bayar pajak, tanpa melihat kondisi dari masyarakat itu sendiri. Apalagi seperti saat ini perekonomian kita masih belum stabil pasca pandemi Covid 19," timpalnya.

Wildansyah memaparkan, setelah melihat pemberitaan meski hasil penarikan pajak digunakan untuk pembangunan sebagian, namun dimungkinkan sebagian lagi digunakan oknum untuk menumpuk kekayaan secara pribadi.

"Terlebih oknum pejabat pajak sendiri hartanya katanya banyak sampai milyaran, kalau lihat dari pemberitaan mah. Terus itu kendaraan-kendaraannya juga mewah yang digunakan dan dipamerkan di medsos oleh pelaku itu gak bayar pajak," bebernya.

Baca Juga: Buntut dari Kelakuan Anak, Pejabat Ditjen Pajak Ini Dicopot Menkeu

"Kalau begitu kita juga buat apa bayar pajak, meskipun itu kewajiban, kalau untuk membuat mereka (pejabat- red) bikin kaya mah. Ini bukan jaman romusha, melihat ke belakang ketika masyarakat ditekan untuk bayar pajak, tapi hasil pungutan pajak untuk kepentingan pribadi. Setelah kejadian ini saya jadi mikir dua kali untuk bayar pajak," pungkasnya. (Cr2).

Editor: Garis NB

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Yonarmed 13 Kostrad Gelar Uji Siap Jasmani Militer

Selasa, 28 Maret 2023 | 01:30 WIB

Kecelakaan Maut di Cicantayan, Pengendara Motor MD

Senin, 27 Maret 2023 | 23:00 WIB
X