Jumat, 31 Maret 2023

Ketua FKUB Tabayyun dengan MUI: Tidak Bermaksud Membuat Kegaduhan Tapi Itulah Cara Merawat Kerukunan

- Sabtu, 18 Maret 2023 | 09:43 WIB

RADAR JABAR - Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sukabumi, Daden Sukendar, menyampaikan klarifikasi seusai dirinya di protes puluhan pimpinan organisasi masyarakat (Ormas) Islam yang tergabung di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sukabumi.

Hal itu dipicu karena pernyataan Daden Sukendar yang memandang Ahmadiyah sebagai saudara dan dinilai oleh beberapa pihak Ormas Islam termasuk MUI telah membuat kegaduhan di masyarakat.

Daden Sukendar menyatakan permohonan maaf yang seluas-luasnya kepada seluruh pihak, jika ucap, sikap dan tingkah laku dirinya selama ini membuat tersinggung banyak pihak. Pasalnya, kembali Daden menegaskan, tidak ada niatan untuk berbuat kegaduhan.

Baca Juga: MUI Berikan Ruang Tabayyun Ketua FKUB, Daden Sukendar: Tidak Ada Jabatan yang Perlu Dibela Mati-Matain

"Sebagai hamba yang dha’if, Al insan mahalul khoto wa nisyan, mohon maaf yang kesekian kalinya kepada Al Mukarrom Pengurus MUI, wabil khusus Ketua Umum dan Sekretaris Umum Kabupaten Sukabumi atas pernyataan saya yang tersebar di kanal Youtube Warta Ahmadiyah," kata Daden kepada Radar Jabar, (17/03).

Selain itu, ia juga menegaskan, bahwa dalam pernyataannya itu, tidak berbicara dalam kapasitas sebagai Pengurus Harian MUI, baik selaku Sekretaris, ataupun Ketua Komisi Kerukunan. Menurutnya Sama sekali tidak menyebut MUI Kabupaten Sukabumi.

"Namun saya mengaku, telah membuat testimoni ketika ditanya Jurnalis Warta Ahmadiyah, selaku tamu dalam kunjungan tersebut, saya memperkenalkan diri dalam testimoni itu selaku Ketua FKUB Kabupaten Sukabumi, yang saya sampaikan itu untuk menjaga  semangat kerukunan atas dasar persaudaraan dan kemanusiaan," beber Kang Dasuk sapaan akrabnya.

Baca Juga: Maklumat, MUI Kabupaten Sukabumi Larang Umat Muslim Rayakan Valentine Day

Di forum ini, ia bercerita bahwa kunjungan dirinya ke Kantor Pusat Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) di Parung Bogor, dalam rangka mendampingi Ketua STAI Al-Masthuriyah, memenuhi undangan JAI, sekaligus Studi Ilmiah Pengembangan IT di bidang Pertelevisian dan dunia digital.

"Karena kami merupakan bagian dari Dosen di Perguruan Tinggi kami Al-Masthuriyah tercinta yang sedang mencoba mengembangkan Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah," timpalnya.

Menurut Kang Daden, untuk poin klarifikasi terkait hal yang dituduhkan kepada dirinya, ia mohon kiranya semuanya menyimak kembali video di kanal Youtube Warta Ahmadiyah tersebut dengan seksama. Karena, ia tidak merasa menyebut secara verbal Ahmadiyah sebagai saudara sesama muslim.

Baca Juga: MUI Kabupaten Sukabumi Soroti Ajaran Ahmadiyah

Seperti narasi yang muncu, di bagian akhir video ia menyebutkan bahwa menurut dirinya Jemaat Ahmadiyah itu saudara, paling tidak secara berbangsa dan bernegara. Karena menurutnya semua pihak harus bersama-sama menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Jadi dengan tuduhan kalimat verbal yang tak pernah saya ucapkan dalam video tersebut, hingga saya dituduh murtad, bahkan kafir dan harus taubat dan bersyahadat kembali, bahkan yang paling menyedihkan ada yang menyebut halal darahnya, saya merasa di fitnah dan di dzalimi," tuturnya.

Halaman:

Editor: Amus Mustaqim

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Yonarmed 13 Kostrad Gelar Uji Siap Jasmani Militer

Selasa, 28 Maret 2023 | 01:30 WIB

Kecelakaan Maut di Cicantayan, Pengendara Motor MD

Senin, 27 Maret 2023 | 23:00 WIB
X