RADAR JABAR - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, mencatat sepanjang Januari 2023 sebanyak 24 kasus suspek campak dan tujuh diantaranya positif.
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, drg Wita Darmawanti menjelaskan, angka temuan kasus campak awal tahun ini mengalami peningkatan signifikan. Pasalnya jika dibandingkan pada tahun sebelumnya, selama 2022 lalu hanya ditemukan 28 kasus.
"Ya, kasus campak tahun ini meningkat drastis, karena baru awal tahun saja sudah ada 24 suspek dan hasil lab yang sudah keluar tujuh pasien sudah positif. Sementara pada 2022 lalu hanya 28 kasus," jelas Wita, Senin (06/02/2023).
Baca Juga: Biaya Melahirkan Ditanggung Negara, Ini Kata Dinkes Cianjur
Lanjut Wita, mayoritas pasien yang mengidap campak tersebut berusia mulai satu hingga empat tahun. Adapun, anak yang terkena campak tersebut tidak mengikuti imunisasi campak.
"Pasien yang positif campak ini riwayatnya banyak tidak mengikuti imunisasi," jelasnya.
Menyikapi hal tersebut, Dinkes Kota Sukabumi pada tahun ini bakal menggencarkan imunisasi campak khususnya di setiap Posyandu yang berada di setiap kelurahan.
Baca Juga: Warga KBB Wajib Waspada, Dinkes Catat 957 Kasus DBD dengan 10 Orang Meninggal
"Kami akan menggencarkan imunisasi sebagai upaya menekan tingginya kasus campak pada tahun ini," ungkapnya.
Wita meminta, bagi orang tua yang memiliki balita agar melakukan imunisasi campak. Hal itu, dilakukan sebagai upaya antisipasi terjadinya campak.
"Karena salah satu cara mengantisipasi campak hanya dengan imunisasi. Karena itu, orang tua yang memiliki balita harus segera mengikuti imunisasi," pungkasnya. (Bam)
Artikel Terkait
Dinkes KBB Belum Terima Laporan Adanya Subvarian Baru Omicron
Dinkes Kota Sukabumi Segera Kembalikan 8.000 Vaksin Kadaluarsa
Dinkes Kabupaten Sukabumi Klaim Vaksinasi Booster Capai 33,58 Persen, Ini Buktinya
Dinkes Cianjur Klaim Dosis Vaksin Booster Masih Aman