Jumat, 31 Maret 2023

Mengungkap Asal Usul Sya'ban Menjadi Bulan Ruwah dalam Tradisi Jawa

- Senin, 27 Februari 2023 | 15:23 WIB
Ilustrasi: Bulan Sya'ban (net)
Ilustrasi: Bulan Sya'ban (net)

RADAR JABAR - Mayoritas orang Jawa menyebut bulan Sya'ban dengan istilah Ruwah. Lantas, apa sebenarnya bulan Syaban disebut Ruwah? Gus Baha dalam salah satu ceramahnya mengungkap tentang asal usul istilah Ruwah, mengapa hal itu bisa terjadi?

Gus Baha menjelaskan, istilah Ruwah berasal dari istilah Arab, yakni "arwah" setelah mengalami penyerapan ke dalam Bahasa Jawa berubah menjadi istilah "Ruwah".

Menurut pengakuannya, Gus Baha mengatakan bahwa hal itu pernah disampaikan oleh K.H. Maemun Zubair di sela-sela pengajiannya tempo hari.

Baca Juga: Cara Kesatuan Adat Tradisi Palabuhanratu 'Ngamumule Adat Tradisi Budaya'

"Saya masih ingat betul ketika Mbah Moen mengajar dan di antara yang diterangkan itu mengapa Sya'ban disebut Ruwah. Ruwah itu dari Bahasa Arab "arwah", terus di-jawakan menjadi "Ruwah", tutur Gus Baha, dikutip dari Jurnalistika, Senin (27/02)

Penyebab Syaban Disebut Ruwah, kembali dijelaskan Gus Baha, bulan Syaban tersebut sebagai bulan "arwah". Hal itu didasarkan pada kebiasaan masyarakat Indonesia, khususnya jawa mendoakan arwah para leluhur pada bulan Sya'ban.

Selain itu, Ulama kharismatik asal Rembang ini menerangkan latar belakang praktik mengirim doa dalam tradisi islam Jawa untuk arwah pada bulan Syaban ini berasal dari tradisi Yaman.

Baca Juga: Warga Rengasdengklok Selatan Lestarikan Tradisi, Hajat Bumi Diawali Kirab Pusaka

Menurutnya, penduduk Yaman pada bulan Sya'ban ini memiliki tradisi mengadakan Haul Nabi Hud sehingga Kyai-kyai Jawa mengirimkan doa ketika bulan Sya'ban atau bulan Ruwah.

Maka muncullah istilah tradisi Ruwah atau ruwahan, yang tidak asing di telinga masyarakat Jawa.

"Karena di antara tradisi di Indonesia mengikuti Yaman. Dan di Yaman itu ada haulnya Nabiyullah Hud dan itu dilaksanakan pada waktu Sya'ban. Sehingga kyai-kyai jawa kalau kirim do’a itu dibarengi pas waktu Sya'ban atau Ruwah", ungkap Gus Baha.

Editor: Amus Mustaqim

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X