Jumat, 31 Maret 2023

Peringatan Hari Perempuan Sedunia 2023, PBB: Fokus Pada Peran teknologi dan Pendidikan Digital

- Rabu, 8 Maret 2023 | 15:22 WIB
Hari Perempaun Sedunia (instagram/ @dr_agnita)
Hari Perempaun Sedunia (instagram/ @dr_agnita)

RADAR JABAR  - Hari perempuan Sedunia 2023 disepakati oleh Forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mempunyai tujuan untuk memperjuangkan hak perempuan dan anak perempuan agar mengalami kemajuan di bidang transformasi dan pendidikan digital.

Dilansir dari demokrasi_id hari perempuan Internasional 2023 mengusung tema "Digitall: Innovation dan Teknologi Untuk kesetaraan gender"

Tema tersebut akan berfokus pada peran Teknologi dan pendidikan digital secara global bagi kaum perempuan.

Baca Juga: Hangat Sidang Paripurna DPRD Kota Depok, Supariyono : Wujud Demokrasi yang Berjalan

"Tema peringatan tahun ini diharapkan mampu menciptakan kemajuan Teknologi digital yang membuka pintu baru bagi pemberdayaan perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia," tulis akun instagram @dmokrasi_id

Dikutip dari data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2021 mencatat, populasi jumlah perempuan disabilitas usia kerja lebih besar (9,32 juta atau 55%) daripada laki-laki usia kerja (7,62 juta atau 45%)

"Dari angka tersebut, penyandang disabilitas usia kerja hanya 7,04 juta sisanya, pengangguran terbuka. perempuan disabilitas yang masuk di dunia kerja lebih sedikit 3,1 juta orang atau 42,7 persen, sementara laki-laki sebanyak 57,3% atau sekitar 4,29 juta orang," tambahnya

Baca Juga: Tega, Seorang Anak Perempuan Menganiaya Ibunya Sendiri

Komnas perempuan mencatat bahwa indeks inklusivitas Indonesia tergolong rendah pada jenjang dunia maupun kawasan ASEAN. Indeks inklusivitas adalah ukuran holistik dari pembangunan inklusif yang berfokus pada kesetaraan ras, etnik, gender, agama dan disabilitas sebagai representasi politik, kekerasan di luar kelompok, ketimpangan pendapatan, tingkat penahanan serta kebijakan migrasi atau pengungsi.

Menurut demokrasi_id di tingkat dunia, Indonesia berada diperingkat 125, posisi yang lebih rendah dari Vietnam, Thailand, Filipina dan Singapura.

Dengan peringkat inklusivitas demikian, pemerintah Indonesia ditantang untuk meningkatkan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas selaku kelompok rentan agar dapat berkembang secara inklusif dan sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yakni leaving no one behind.

Baca Juga: Diduga Korban Rudapaksa, Seorang Perempuan Ditemukan di Jalan Tol Jakarta-Tangerang

"perempuan dan anak perempuan dengan disabilitas memiliki kerentanan berlapis dibandingkan non disabilitas, termasuk rentan terhadap kekerasan seksual, katanya"

Pemantauan Komnas perempuan terhadap perempuan penyandang disabilitas, mental di rumah sakit jiwa di Papua(2021) menemukan bahwa perempuan penyandang disabilitas mental mengalami diskriminasi dan kekerasan berlapis, sebagian besar mereka menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan oleh pasangan dan berasal dari keluarga kurang mampu.

Komnas perempuan mendorong agar pemerintah, masyarakat termasuk lembaga agama, dunia akademis dan berbagai pihak terkait dapat menyediakan berbagai solusi yang transformatif dalam mewujudkan tatanan kehidupan inklusif: mudah diakses dan adil untuk pemenuhan hak-hak perempuan dengan disabilitas dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan maupun Teknologi.

Baca Juga: Terkuak, Pelaku Prostitusi Online Rekrut Perempuan Lewat Twitter

Selamat hari perempuan sedunia bagi seluruh perempuan yang cantik dan progresif.


Editor: Amus Mustaqim

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X